Jakarta – Ringkas, berbobot ringan, dan memiliki kualitas yang bersaing dengan kamera SLR. Itulah sejumlah keunggulan yang didapat dari kamera kategori mirrorless yang kian mencuri perhatian.
Melihat penawaran yang diberikan kategori kamera tersebut, diakui oleh Panasonic bahwa selera masyarakat terhadap kamera ini membuat pasar kamera SLR mandek.
“Kita sekarang melihat pasar SLR stagnan. Yang dari tahun ke tahun peningkatannya kelihatan itu mirrorless,” tutur Agung Ariefiand, Network Produk Supervisor Imaging Product Marketing Departemen PT Panasonic Gobel Indonesia.
Meski kategori kamera kompak masih menjadi favorit, namun Panasonic akan menggarap segmen mirrorless atau biasa disebut juga ILC (Interchangeable Lens Camera) ini dengan lebih serius.
“Dari Panasonic, kita akan memperbesar di mirrorless, meski untuk compact-nya masih laris,” tambah pria ini di sela launching Lumix dan Camcorder, di Hotel Pullman, Jakarta.
Panasonic memulai debutnya merilis kamera mirrorless pada 2009 lalu lewat seri G1. Seperti diketahui, perusahaan asal Jepang ini memang menjadi pionir kamera yang juga lekat dengan julukan micro four thirds tersebut.
Beberapa tahun bergulir dengan penambahan jajaran baru, kini di 2012 Panasonic menjagokan seri DMC-GF5. Berbekal New Live MOS sensor dengan kekuatan 12 MP, kamera ini siap meramaikan persaingan di pertengahan tahun.
Sejumlah peningkatan dilakukan Panasonic pada seri terbarunya itu, termasuk peningkatan sensitivitas sehingga ISO maksimal yang dimiliki mencapai 12.800. Ini kabar yang menyenangkan untuk mereka yang sering melakukan pemotretan low light.
Keberadaan sederet aplikasi olah foto seperti Instagram pun turut disadari Panasonic. Itu sebabnya, pihaknya menyuguhkan 14 filter di kamera ini, meningkat dibanding ‘kakaknya’ GF3 yang hanya dibekali 6 ‘kosmetik’ foto. Disebutkan, user interface terbaik, kehadiran Intelligent Auto, serta Teknologi HDR, menjadi poin tambahannya.
Keberadaan G-series keluaran Panasonic ikut memikat salah satu fotografer profesional Tanah Air, Jerry Aurum yang setia memakai kamera ini. “Masalah paling utama bukan di megapiksel namun di keberadaan noise saat kondisi low light,” ujar Jerry saat berbagi pengalaman memotretnya.
“Dengan teknologi yang diusung, Lumix berusaha memudahkan proses pengambilan foto sehingga seorang fotografer atau calon fotografer lebih berkonsentrasi pada esensi fotografi yang sesungguhnya yakni komposisi, lighting, dan lain-lain,” pungkasnya lebih lanjut.
Untuk kamera DMC-GF5 sendiri, Panasonic mematok harganya di kisaran angka Rp 5-6 juta. Piranti pembidik moment tersebut dijadwalkan sudah menyambangi pasar kamera Indonesia sekitar bulan Juni-Juli ini.
http://inet.detik.com/read/2012/06/13/092233/1939915/1277/lumix-gf5-jagoan-panasonic-di-segmen-mirrorless?